PENDAHULUAN
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek
menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara
terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama
dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka
tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu
meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan
program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep
kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
PERSIAPAN LAHAN
- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya.
- Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.
- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3).
PEMBIBITAN
- Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur.
- Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok.
- Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan.
- Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari.
- Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan.
- Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag.
- Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag.
- Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%.
- Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.
- Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak.
- Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari.
- Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan.
- Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit.
Pemupukan dengan cara ditugal.
Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya
atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.
Penjarangan atap naungan mulai umur 3
bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.
Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara
lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat
api.
Jika terserang hama tersebut semprot
dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki.
Jika ada serangan penyakit jamur
Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu
pada masing-masing pohon.
PENANAMAN
a. Pengajiran
PENANAMAN
Ajir dibuat dari bambu
tinggi 80 – 100 cm
Pasang ajir induk sebagai
patokan dalam pengajiran selanjutnya
Untuk meluruskan ajir
gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b.
Lubang Tanam
b.
Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam 60 x 60
x 60 cm pada akhir musim hujan
Berikan pupuk kandang yang
dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit
c. Tanam Bibit
Pada saat bibit kakao
ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah
berumur 1 tahun
Penanaman kakao dengan system tumpang sari
tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
Bibit dipindahkan ke
lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6
bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
Penanaman saat hujan sudah
cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit
kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi
dan sore) sebanyak 2 liter/pohon
Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman
dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup
kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan) |
Dosis pupuk Makro (per ha)
|
|||
Urea
(kg) |
TSP
(kg) |
MOP/ KCl (kg)
|
Kieserite (MgSO4)
(kg) |
|
2
|
15
|
15
|
8
|
8
|
6
|
15
|
15
|
8
|
8
|
10
|
25
|
25
|
12
|
12
|
14
|
30
|
30
|
15
|
15
|
18
|
30
|
30
|
45
|
15
|
22
|
30
|
30
|
45
|
15
|
28
|
160
|
250
|
250
|
60
|
32
|
160
|
200
|
250
|
60
|
36
|
140
|
250
|
250
|
80
|
42
|
140
|
200
|
250
|
80
|
Dst
|
Dilakukan analisa tanah
|
|||
0 – 24
|
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang
setiap 4 – 5 bulan sekali |
|||
> 24
|
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal
batang
setiap 3 – 4 bulan sekali (sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman) |
|||
§ Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4
kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
§ Tahap 2 : Aplikasikan setiap
3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
|
Catatan:
Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1 – 2
kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000
ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml
larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.Tambahan:
Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION untuk meningkatkan pembuahan.
pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang
pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal, baik secara
kualitas maupun kuantitasnya. POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara
khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
untuk meningkatkan produksi buah.
Cara
pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER NUTRITION dilarutkan ke dalam air sekitar 5 lt sampai dengan
10 lt di campurkan 1/2 tutup AERO 810 untuk membantu peresapan nutrisi pada akar.
Selanjutnya
siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan
sekali untuk hasil optimal.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Ulat Kilan ( Hyposidea
infixaria; Famili : Geometridae ),
menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan
berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis
5 – 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira
inclusa, Familia : Limanthriidae ),
ada bulu-bulu gatal pada bagian
dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke
4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat
kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan
Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta
diducta (Ulat Srengenge),
serangan dilakukan silih berganti karena
kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya,
sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada
daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda.
Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada
Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu – kutuan ( Pseudococcus
lilacinus ),
kutu berwarna putih. Simbiosis dengan
semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang
terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah
terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang
dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam,
parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30
gr/ 10 liter air atau PESTONA.
e. Helopeltis antonii,
menusukkan ovipositor untuk meletakkan
telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang
tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya
merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada
bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan
sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati.
Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari
pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan
pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga
pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops
cranerella (Famili ; Lithocolletidae).
Buah muda terserang hebat, warna kuning
pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian :
sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang
bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam
dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora
palmivora),
gejala serangan dari ujung buah atau
pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan
langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan
teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h. Jamur Upas ( Upasia
salmonicolor ),
menyerang batang dan cabang.
Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural
GLIO + HORMONIK, pemangkasan
teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan :
Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
PEMANGKASAN
§ Pemangkasan
ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang
baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya
tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
Pangkas
Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau
sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya
simetris.
Pangkas
Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan
cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
Pangkas
Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung
sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim,
sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim
kemarau.
Pangkas
Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau
dapat dilakukan dengan side budding.
G. PANEN
Saat
petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan
terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah
dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan
merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini
dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik
umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah
dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan
dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan
memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan
dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
PENGELOLAAN HASIL
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji
kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh
biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran
tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak
terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit
maksimal 3 % dan bebas kotoran.
Saat ini PT. Natural Nusantara telah
mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya,
yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern.
Pupuk Organik Serbuk
Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut
sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa
Granule Modernjuga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih
praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.
SMS/Telp untuk konfirmasi Pemesanan.
Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan melalui rekening kami BANK MANDIRI,BRI,BNI
Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via HP
Pemesanan Hubungi Segera – AGEN TUNGGAL PT NASA YOGYAKARTA
Jl. Jl. Ringroad barat no 72 desa salakan trihanggo gamping sleman yogyakarta
Telp :087839383561 - 081326912561
PIN BB: 24eb236f